Powered By Blogger

Sabtu, 06 November 2010

Tanda-Tanda 100 Hari Mau Meninggal

       
Kematian adalah peristiwa akbar yang akan menimpa siapa saja yang bernama makhluk hidup. Cepat atau lambat, kematian itu pasti akan tiba.Yang membedakan hanya waktu, siapa yang akan dipanggil lebih dulu dan siapa yang masih ditangguhkan. Jatah untuk ke arah panggilan itu masing-masing sudah jelas.

Dalam firman-Nya Allah SWT menjelaskan urut-urutan kepastian kematian ini, yang diawali dengan mengingatkan asal muasal kejadian manusia sbb:
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari sesuatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang tersimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati." (QS.Al-Mu'minun:12-15)

.

Kita semua ini tidak lain adalah makhluk-makhluk yang sedang pasrah menuggu datangnya al-maut. Suka atau tidak suka. Siap atau pun tidak siap. Kematian akan datang juga. Mungkin nanti, besok, lusa atau bahkan setelah ini  .

Karena kesibukan, orang sering dibuat lupa dengan sunatullah ini.. Kesibukan sering mengantarkan orang lupa pada jadwal tetap yang pasti akan dialami. Kekagetan biasanya muncul setelah ada sanak-saudara atau tetangga yang meninggal. Pada saat itu baru muncul kesadaran bahwa panggilan bergilir ke alam baka masih terus berlanjut. Undangan kematian masih tetap datang.

Anehnya, banyak informasi kematian yang diterima baik melalui televisi, majalah, maupun koran, sering tidak menggetarkan hati. Bahkan kadang-kadang informasi atau berita tersebut kadang-kadang dinilai sebagai hiburan belaka. Berita perihal kematian - yang mengerikan sekalipun- tidak ubahnya dengan berita-berita yang lain seperti berita kasus politik atau kasus kriminal. Kematian yang menimpa masyarakat Aceh akibat badai tsunami misalnya, hampir seluruh orang turut terbelalak, menangis, bahkan ada yang histeris. Seolah-olah tidak yakin kalau hukum kepastian itu juga berlaku untuk semua orang. Mereka meranung dan meratap kenapa hal tersebut bisa terjadi, mengapa anak-anak atau balita harus meninggal dunia.

Lolongan itu justru aneh, karena lupa, dibalik itu masih ada jadwal panggilan untuk dirinya juga, sudah ada di depan matanya, tinggal beberapa saat lagi tiba gilirannya. Manusia terkadang memang lucu.

Sesungguhnya tidak ada yang istimewa dari peristiwa apapun di dunia ini. Tidak pula karena wafatnya orang terkenal, pemimpin dunia, publik figur, atau apapun namanya seorang TKW yang meninggal karena dianiaya oleh majikannya. Semuanya kembali pada perjalanan akhir yang bersangkutan, yaitu adakah nilai iman dan taqwa di dalam hatinya. Itulah bekal yang paling baik sekembalinya manusia setelah mengarungi hidup di dunia.Taqwa itulah bekal kembali yang paling baik setelah manusia berpulang ke alam baqa sana. Bila ada bekal taqwa, berarti ada bekal yang siap dibawanya untuk "melapor" di hadapan Tuhan.

Mengapa peristiwa kematian tidak banyak mengundang kesadaran kita? Padahal di sana lengkap terpampang sejumlah mayat yang bergelimpangan, juga dengan uraian-uraian kejadian yang kadang didramatisis media massa sehingga tampak begitu mengerikan? Mengapa jadi demikian?

Hal itu dikarenakan kita manusia telah begitu lelah menghadapi  kehidupan ini. Manusia telah disibukkan oleh berbagai kegiatan mencari  penghidupan yang membuatnya lupa. Juga dipadatkan oleh masalah yang bertumpuk. Masalah itu setiap hari semakin bertambah banyak. Karena kelelahan itulah, sehingga informasi yang datangnya dari kampung akhirat bukan bernilai pendidikan dan peringatan lagi bagi kita.

Menyangkut hal ini, salah seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah saw, " Ya Rasulullah, pesankan sesuatu kepadaku yang akan berguna bagiku dari sisi Allah?" Nabi saw lalu bersabda :"Perbanyaklah mengingat kematian, maka kamu akan terhibur dari (kelelahan) dunia, dan hendaklah kamu bersyukur. Sesungguhnya bersyukur akan menambah kenikmatan Allah, dan perbanyaklan do'a. Sesungguhnya kamu tidak mengetahui kapan do'amu akan terkabul." (HR.Ath-Thabrani).

Ingat pada kematian akan membuat manusia punya kendali diri. Pangkal dari lupa dan keserakahan sebenarnya bermula dari sini, yaitu tidak ingat akan mati. Yang dibayangkan bagaimana bisa hidup lebih lama, bersenang-senang lebih banyak, dan dapat menghabiskan waktunya untuk bersuka ria dengan leluasa. Kalau ada jatah, bahkan minta umurnya lebih lama hingga seribu tahun!

Yang serakah bertambah keserakahannya, yang rakus semakin rakus dan  yang zhalim semakin bertambah tambah kezhalimannya. Kecendrungan ke arah sana dimiliki oleh siapa saja, lebih terkhusus oleh mereka yang lupa dengan al-maut.

Rasulullah saw bersabda :"Cukuplah maut sebagai pelajaran (guru) dan keyakinan sebagai kekayaan." (HR.Ath-Thabrani)

Seandainya kematian ini telah dipetik sebagai pelajaran (guru), maka hati manusia secara otomatis akan terkendali. Kecurangan, kerakusan, kesombongan dan berbagai bentuk penyakit hati yang bersarang di dada akan dibunuh oleh takutnya pada mati.

Sebagus apapun rupa, pada akhirnya akan binasa. Secantik bagaimanapun isteri yang kita miliki, anak yang kita senangi, perhiasan dan istana yang ada, semua akan ditinggalkan juga. Semuanya akan diakhiri oleh kematian.

Karena hukum pastinya kematian ini, Nabi saw. Mengingatkan agar dalam pergaulan kita tidak mudah tertipu oleh bayang-bayang. Kita tidak diperbolehkan memvonis seseorang itu baik atau jahat, beruntung atau celaka. Karena kunci dari semua itu adalah pada ujung pejalanan hidupnya.

"Janganlah kamu mengagumi amal seorang, sehingga kamu dapat menyaksikan
hasil akhir kerjanya." (Ath-Thusi Ath-Thabrani).

Boleh jadi kita sering heran. Tidak jarang orang yang kelihatan baik-baik, rajin beribadah dan puasa, meninggal dalam keadaan bermaksiat. Sementara di sisi lain, kita juga menjumpai kasus yang  tidak masuk akal, karena orang yang semula kita katakan brengsek, suka mengganggu ketentraman lingkungan, bahkan dalam kalkulasi hitungan kita, tidak pernah ada bayangan bakal mencium bau syurga sekalipun, justru mengakhiri hidupnya dengan husnul-khatimah.

Tapi kasus-kasus seperti itu bukan untuk membuat kita ragu dan plin-plan. Pegangan hidup kita harus tetap jelas dan istiqomah. Menegakkan kepribadian Islam sama sekali tidak boleh surut, dengan  tetap menyebarkan nilai-nilai Al-Qur'an dan As-Sunnah untuk diri kita dan lingkungan.. Karena Allah SWT tetap maha Adil. Kalau Dia memutuskan untuk memberi hidayah terhadap seseorang, maka tentulah ada pada diri seseorang itu nilai yang baik yang layak sebagai landasan pemberian hidayah itu. Ketentuan dan kehendak Allah di luar kaidah apapun yang dikenal manusia, hanya saja Allah menunjukkan cara yang bisa dipahami, misalnya dengan kaidah sebab-akibat.

Semua terjadi karena kehendak Allah terhadap makhluk-Nya agar  sunnah-Nya dipelajari, direnungkan, dan dihayati apa makna-maknanya. Dan yang terpenting agar kita dijauhkan dari akhir kehidupan yang rugi dan sia-sia, yaitu suul khatimah. Marilah kita ingat sekali lagi, bahwa  kita akan mati, dan mungkin saja itu terjadi besok pagi. (amirhady/Alqolam)


Tanda 100 Hari Mau Meninggal

Innalillahi wa innalillahi rojiun, datang dari Alloh dan akan kembali kepadaNya, semoga kita selalu menjadi orang - orang yang selalu mengingatNya dan beruntung serta saling mengingatkan.

Tanda 100 hari mau Meninggal

Ini adalah tanda pertama dari Allah SWT kepada hambanya dan hanya akan disadari oleh mereka yang dikehendakinya. Walau bagaimanapun semua  orang Islam akan mendapat tanda ini cuma saja mereka sadar atau tidak.

Tanda ini akan berlaku lazimnya selepas waktu Asar. Seluruh tubuh yaitu dari ujung rambut sehingga ke hujung kaki akan mengalami getaran atau seakan-akan mengigil. Contohnya seperti daging lembu yang baru saja disembelih dimana jika diperhatikan dengan teliti, kita akan mendapati daging tersebut seakan-akan bergetar.

Tanda ini rasanya lezat dan bagi mereka yang sadar dan berdetik di hati bahwa mungkin ini adalah tanda mati, maka getaran ini akan berhenti dan hilang setelah kita sadar akan kehadiran tanda ini.

Bagi mereka yang tidak diberi kesadaran atau mereka yang hanyut dengan kenikmatan tanpa memikirkan soal kematian, tanda ini akan lenyap begitu saja tanpa sembarang manfaat.

Bagi yang sadar dengan kehadiran tanda ini maka ini adalah peluang terbaik untuk memanfaatkan masa yang ada untuk mempersiapkan diri  dengan amalan dan urusan yang akan dibawa atau ditinggalkan sesudah mati.

"Tanda 40 hari sebelum hari mati"
Tanda ini juga akan berlaku sesudah waktu Asar. Bahagian pusat kita  akan berdenyut- denyut. Pada ketika ini daun yang tertulis nama kita akan gugur dari pokok yang letaknya di atas Arash Allah SWT. Maka malaikat maut akan mengambil daun tersebut dan mulai membuat persediaannya ke atas kita, antaranya ialah ia akan mula mengikuti kita sepanjang masa. Akan terjadi malaikat maut ini akan memperlihatkan wajahnya sekilas lalu dan jika ini terjadi, mereka yang terpilih ini akan merasakan seakan- akan bingung seketika. Adapun malaikat maut ini wujudnya cuma seorang tetapi kuasanya untuk mencabut nyawa adalah bersamaan dengan jumlah nyawa yang akan dicabutnya.

"Tanda 7 hari"
Adapun tanda ini akan diberikan hanya kepada mereka yang diuji dengan musibah kesakitan di mana orang sakit yang tidak makan, secara  tiba-tiba ia berselera untuk makan.

"Tanda 3 hari"
Pada ketika ini akan terasa denyutan di bahagian tengah dahi kita iaitu diantara dahi kanan dan kiri. Jika tanda ini dapat dikesan, maka berpuasalah kita selepas itu supaya perut kita tidak mengandungi banyak najis dan ini akan memudahkan urusan orang yang akan memandikan kita nanti. Ketika ini juga mata hitam kita tidak akan bersinar lagi dan  bagi orang yang sakit hidungnya akan perlahan- lahan jatuh dan ini dapat dikesan jika kita melihatnya dari bahagian sisi. Telinganya akan layu dimana bagian ujungnya akan beransur-ansur masuk ke dalam. Telapak kakinya yang terlunjur akan perlahan- lahan jatuh ke depan dan sukar ditegakkan.

"Tanda 1 hari"
Akan berlaku sesudah waktu Asar di mana kita akan merasakan satu denyutan di sebelah belakang yaitu di kawasan ubun- ubun di mana ini menandakan kita tidak akan sempat untuk menemui waktu Asar keesokan harinya.

"Tanda akhir"
Akan terjadi keadaan di mana kita akan merasakan sejuk di bagian pusat dan rasa itu akan turun ke pinggang dan seterusnya akan naik ke bahagian halkum. Ketika ini hendaklah kita terus mengucap kalimah Syahadah dan berdiam diri dan menantikan kedatangan malaikat maut untuk menjemput kita kembali kepada Allah SWT yang telah menghidupkan kita dan sekarang akan mematikan pula.

Sesengguhnya mengingati mati itu adalah bijak.
Wassalam,

1 komentar:

  1. Saat membaca tulisan bapak, saya jadi merinding dan takut. Tetapi takut atau tidak, kematian mutlak akan mendatangi kita semua yang hidup. Maha Besar Allah. Semoga kita semua dimatikan dalam keadaan khusnul khotimah... Amin Ya Robb..

    BalasHapus